Suryanewsid.com, KALIANDA — Dalam debat publik ketiga, pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Lampung Selatan pada pemilihan serentak tahun 2024. Yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung Selatan. Yang digelar di Negeri Baru Resort Kalianda. Sabtu malam (2/11/2024). Berjalan lancar, dan seru, walaupun suhu sedikit panas dari debat sebelumnya.
Di acara debat publik ketiga pasangan calon Bupati dan wakil Bupati lamsel itu mengusung tema “Sinkronisasi Pembangunan Pusat dan daerah dan Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Kebangsaan”.
Dalam setiap tema debat masing-masing Pasangan Calon akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan visi dan misinya serta argumentasi atau pendapatnya kepada seluruh masyarakat Lampung Selatan.
Di kesempatan itu Cabup Nomor urut Dua (2) Radityo Egi Pratama, mengungkapkan, bahwa kehadiran Egi-Syaiful dipilkada bukan untuk berkompetisi, tetapi untuk memperjuangkan masa depan Lampung Selatan yang lebih baik.
“Kami Egi-Syaiful membawa program nyata penuh solusi dan berpihak kepada masyarakat Lampung Selatan, dengan membawa visi misi untuk mewujudkan Kabupaten Lampung Selatan menuju generasi emas di tahun 2045. Dan kami memiliki 7 Misi yang kami sebut dengan Pitu Vista. Yang pertama adalah mewujudkan masyarakat berakhlak, mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, yang kedua mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum dengan aman dan damai, yang ketiga mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan prinsip-prinsip good governance, yang keempat memajukan dan memperkuat sumber daya manusia secara berkesinambungan, yang kelima mewujudkan pemerataan pembangunan dengan berkeadilan dan berkesinambungan, yang keenam mewujudkan Kabupaten Lampung Selatan sebagai wilayah pantai dan pegunungan yang maju, dan yang ketujuh mewujudkan Kabupaten Lampung Selatan berperan aktif dalam pergaulan antar daerah dan nasional,” paparnya.
Dan Egi, menegaskan bahwa rakyat Lampung Selatan telah lama merindukan perubahan nyata.
“Disini kami menyaksikan bahwa kebutuhan masyarakat yang selama ini belum terpenuhi dengan optimal, baik dalam hal kesejahteraan, transparansi maupun kesetaraan,” ujarnya.
Lanjutnya, karena pihaknya menyadari bahwa perubahan adalah jawaban dari setiap masalah yang dihadapi masyarakat Lampung Selatan saat ini. Selama ini juga kami melihat ketidakseimbangan dalam sinkronisasi pembangunan antara pusat dan daerah.
“Masih banyak program-produk pusat yang tidak terserap, baik di pemerintahan, ataupun dari tata ruang yang masih tumpang tindih, hingga kekurangannya upaya konkrit untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang terintegrasi termasuk beberapa bantuan-bantuan langsung yang bertujuan untuk masyarakat yang kurang mampu,” terangnya. (Red)